Batam, Keprikini.com – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akhirnya tak bisa menghindar, terpaksa mengalihkan dukungan di pilkada Kepri dari H. Muhammad Rudi- H. Aunur Rafiq ke Ansar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura. Lantaran PKS di pusat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Peralihan keputusan tersebut terkonfirmasi setelah Ketua DPW PKS Kepri, Bakhtiar, Selasa siang (20 Agustus 2024). “Peralihan keputusan dari Pak H. Muhammad Rudi – Aunur Rafiq (Rudi Rafiq) kepada Pak Ansar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura karena keputusan DPP PKS,” ungkap Bakhtiar kepada media.
“Hal ini bukan lagi wewenang dan level DPW PKS Kepri. Tentunya kami sebagai pengurus di bawah wajib melaksanakan keputusan pusat. Bergabungnya PKS bersama KIM memengaruhi keputusan terkait Pilkada di semua daerah.”
Sebelumnya, PKS sempat mengumumkan dukungan untuk Rudi Rafiq di Jakarta pada 10 Agustus. Sekretaris Jenderal DPP PKS Aboe Bakar Al Habsyi yang memberikan langsung surat kepada Rudi Rafiq.
Setelah dukungan itu, sekarang PKS memilih merapat ke KIM. KIM adalah Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PSI, dan Demokrat. Koalisi ini mengusung Ridwan Kamil-Suswono di pilkada Jakarta. Suswono adalah kader PKS. PKS sebelumnya mengusung Anies Baswedan sebelum dukungan dicabut.
Di Kepri, PKS berubah haluan mendukung petahana Ansar Ahmad dan Nyanyang Haris Pratamura.
Partai pengusung Ansar-Nyanyang, yaitu Golkar (9 kursi), Gerindra (9), Demokrat (3), PKB (2), PAN (2) dan Perindo (1). Total kursinya menjadi 32 kursi setelah PKS bergabung. PKS punya enam kursi.
Artinya sekarang Rudi Rafiq hanya memegang satu rekomendasi, yaitu dari Nasdem yang punya tujuh kursi setelah ditinggal PKS. Kurang dari seminggu sebelum pendaftaran dibuka 27 Agustus, partai politik yang belum menentukan sikap adalah PDIP (4 kursi), Hanura (1 kursi) dan PSI (1 kursi).
Pertarungan Menarik
Pengamat dari Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Rahmayandi Mulda menilai pilkada Kepri tahun ini menjadi pertarungan menarik antara Muhammad Rudi dan Ansar Ahmad. Keduanya adalah lawan yang sepadan. “Pertarungan antara tokoh politik besar,” ujar dia, Senin 19 Agustus.
Batam dan Karimun dianggap menjadi kunci kemenangan karena dua daerah ini memiliki jumlah pemilih terbesar. Berdasarkan data daftar pemilih sementara (DPS) yang ditetapkan KPU, di Batam ada 896.342 pemilih dan Karimun 194.672 pemilih.
Rudi yang bisa memilih wakilnya sendiri punya keunggulan. Rahmayandi menilai Rudi memilih Aunur karena basis pemilih bupati dua periode itu di Karimun. Sedangkan Rudi memiliki basis pendukung di wilayah kerjanya, Batam.
“Pilihan strategis Pak Rudi menggandeng Aunur untuk mengunci suara pemilih di Karimun,” sambung Rahmayandi.
Sedangkan Ansar-Nyanyang membangun koalisi gemuk dengan partai politik sebagai strategi pemenangan. Gerindra yang punya pengaruh pascapilpres dan pascapileg bisa menentukan angin kemenangan dengan merayu partai lain bergabung satu perahu. “Pengaruh Gerindra saat ini besar,” sebut Rahmayandi.
Namun, ia melihat pilkada tahun ini dinamis. Perubahan koalisi dan dukungan bisa berubah di detik-detik terakhir. Termasuk kans PKS merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) sangat besar.
Alasannya karena di Pilkada Jakarta. PKS meninggalkan Anies Baswedan dan mengusung Ridwan Kamil-Suswono. PKS mengambil opsi bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dan mendapat jatah cawagub Jakarta. “Akan mempengaruhi rekomendasi di pilkada daerah lainnya,” sebut Rahmayandi.
Skenario PKS meninggalkan Rudi seperti di pilkada Jakarta meninggalkan Anies, maka Nasdem tak punya pilihan lain selain menunggu PDIP. Apabila PDIP bergabung, Nasdem dapat melawan Ansar-Nyanyang dengan modal 11 kursi meski dikepung koalisi gemuk. Rudi akan berharap loyalis PDIP. (*/KK1)